Monday, July 20, 2009

Angola LNG tetap sesuai rencana untuk berproduksi pada 2012

Liquified Natural Gas plant pertama Angola harus siap untuk meng-ekspor gas pada caturwulan pertama 2012, kata direktur proyek tersebut, walaupun biaya yang dikeluarkan untuk plant tersebut lebih tinggi dari yang diperkirakan.

"Proyek ini tetap sesuai dengan rencana," Daniel Rocha, direktur Angola LNG, mengatakan kepada Reuters pada sebuat wawancara hari ini(20/7).

Pemain-pemain mayoritas seperti Chevron, Total, BP dan Eni telah setuju untuk membangun terminal di Angola dengan perusahaan pemerintah Sonangol.

Rocha mengatakan bahwa biaya pembangunan fasilitas tersebut - diperkirakan antara US$ 8 milyar sampai US$ 10 milyar - lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya karena fasilitas tersebut dibangun di daerah pedalaman Angola dan awal konstruksi dimulai pada saat harga minyak sedang tinggi.

Dia menolak untuk memberikan gambaran fasilitas tersebut namun perubahan di sektor migas dapat membantu penurunan keseluruhan biaya dari proyek tersebut.

"Kita membicarakan tentang proyek tersebut di Angola atau bahkan di Afrika," dia mengatakan.

"Kita memulai membangun fasilitas tersebut ketika industri sedang booming namun sekarang kita mencoba untuk mengambil keuntukngan dari perubahan situasi ini untuk menurunkan biaya."

LNG plant tersebut pada awalnya diperkirakan akan menelan biaya US$ 4 milyar.

Pers pemerintah Jornal de Angola baru-baru ini mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk plant tersebut telah meningkat 2 kali lipat menjadi US$ 8 milyar sementara itu Chevron menempatkan harga awal US$ 10 milyar pada proyek ini.

Berlokasi di dekat kota pinggir pantai Soyo di Utara Angola, plant tersebut akan menghasilkan sekitar 5.2 juta metrik ton LNG per tahun dan produk-produk yang terkait untuk di-ekspor ke Amerika Serikat, Eropa, dan Asia, kata Rocha.

Ketika ditanya apabila perlambatan ekonomi global saat ini dapat membawa efek negatif pada timing dan pendanaan plant, Rocha mengatakan : "Tidak, proyek ini dibiayai oleh partner kami yang sangat besar, perusahaan yang kuat dengam finansial yang kuat.

"Pemerintah sendiri juga berkomitmen untuk membangun plant tersebut dan komitment tersebut membuat kami merasa nyaman."

Sonangol memiliki 22.8% saham di Angola LNG, Chevron memiliki 36.4% , sedangkan Eni, Total dan BP masing-masing memiliki 13.6%.

The south-western African nation, which rivals Nigeria as the continent's biggest oil producer, is also building a new $8 billion oil refinery in Lobito, a city south of the capital Luanda.

Negara sebelah tenggara Afrika, yang merupakan rival dari Nigeria sebagai produsen terbesar minyak di benua tersebut juga sedang membangun sebuah fasilitas oil refinery di Lobito, kota yang terletak di selatan ibukota Luanda, senilai US$ 8 milyar.


www.upstreamonline.com

No comments:

Post a Comment